Komitmen

“Seperti apa bentuk komitmen? Apakah ia berupa tindakan atau hanya kata-kata tanpa makna apa-apa? Entahlah. Hingga kini, aku belum menemukan bentuk komitmen itu seperti apa. Kecuali, hanya deretan huruf tanpa arti”


Dahulu kala, aku pernah abai terhadap beberapa nasihat tentang pentingnya sebuah komitmen. Dalam hal apapun.

“Dengan menyepakati komitmen kau akan cepat sampai pada tujuan. Sedangkan, bertindak tanpa komitmen yang kuat hanya akan menghabiskan energimu tanpa pernah bisa sampai” kata petua yang memberiku nasihat

Tapi aku selalu mengabaikan kalimat-kalimat itu. Aku selalu menganggap semua yang aku jalani tidak boleh dicampuri oleh siapapun. Dan mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang sedang aku perjuangkan.

Hingga suatu waktu keadaan membuatku tidak berkutik. Semua yang ku perjuangkan tak pernah menemui titik terang. Tak ada komitmen, tak ada kepastian. Mengawang dan tanpa arah.

Aku kebingungan. Mencari-cari jalan untuk bisa keluar dari situasi ini. Upaya demi upaya menemui jalan buntu. Hingga aku akhirnya terkenang dengan nasihan yang dulu kuabaikan, rupanya kini sangat bermakna.

Aku baru menyadari, selama ini aku hidup dalam kemungkinan-kemungkinan yang sangat kecil. Begitu naifnya aku yang selalu menaruh prasangka tulus, pada satu tempat khusus “Hati Manusia” yang tak pernah pasti.

“Lalu. Sekarang apa rencanamu?”

“Entahlah. Mungkin aku akan mulai mempertimbangkan nasihat-nasihat dahulu. Untuk duduk bersama dan membuat komitmen kuat.

Bila kami menyepakati, itu artinya aku akhirnya bisa menemukan bentuk komitmen. Tapi bila tidak, maka mungkin aku harus lebih bersabar lagi, untuk terus mencari dengan teliti titik komitmen yang aku inginkan”  

Semoga Tuhan dan semesta memberiku petunjuk.

Continue reading Komitmen

Sajak di Sepertiga Malamku

“Dalam simpuh kepasrahanku, ku rapalkan doa berisi namamu. Semoga malam dan rembulan, harapan dan kepastian pilihan. Tuhan mengamini itu”


Untuk menjadi awal dan akhir, untuk menjadi peredam gemuruh badai. Untuk menjadi segala perumpamaan indah yang pernah Tuhan titipkan pada pikiran-pikiran manusia yang mencoba menjadi penyair amatir.

Aku memilihmu

Untuk menua berdua. Berbagi air mata dan tawa. Untuk menjadi teman sejalan. Berbagi tenaga pada setiap cerita. Untuk itu.

Aku memilihmu

Untuk menjadikan dua raga menjadi satu hati. Dua kehidupan menjadi satu arti. Untuk itu.

Aku memilihmu

Disaksikan kesunyian dan ribuan malaikat, yang sedang mengambil doa-doa yang ditinggal terlelap pemiliknya. Ku beranikan diri untuk terjaga dan bersimpuh, dan melabuhkan doa di sepertiga malamku.

Untuk menjadi utuh bersamamu

Semoga semesta dan Tuhan mengamini itu

Aamiin

 

 

 

#WarasHati

Continue reading Sajak di Sepertiga Malamku

Babak Baru

“Cukup. Cukup sampai di sini saja aku membiarkan kesedihan, kekecewaan dan penyesalan mengambil kuasa atas dirimu”


Faktanya. Kesedihan, kekecewaan dan penyesalan yang selama berwaktu-waktu kau pelihara. Tidak mampu mengantarmu kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semuanya. Terus buat apa kau pelihara?

Maka hari ini, aku berniat untuk membuat ruang khusus di dalam hatimu untuk mengunci kesedihan, kekecewaan dan penyesalan supaya tidak merampas lebih banyak hal lagi darimu.

Setelah itu. Kau boleh tuliskan skenario untuk babak baru tentang bagaimana seharusnya kau hidup bahagia seperti yang lainnya. Semoga Tuhan menyetujui skenario untuk babak baru kehidupanmu. Aamiin


#Waras Hati

Continue reading Babak Baru

Catatan untuk Hati

“Diri ku yang selalu ingin menjadi tempat pulang terbaik untukmu”




Ini bukan puisi. Ini bukan kata-kata manis untukmu. Ini adalah pengingat, untukku juga untukmu

Catat ini di halaman pertama hatimu;

Karena dunia penuh dengan ketidakpastian, maka dari itu, kau boleh mengandalkanku untuk menjadi satu-satunya hal yang bisa kau pastikan menjadi tempat pulang terbaikmu

Catat ini di halaman kedua hatimu;

Karena tidak semua lingkungan akan mendukung dan memahami kemauanmu secara utuh. Maka dari itu, kau boleh menobatkanku menjadi satu-satunya manusia paling keras kepala yang akan selalu mendukungmu

Catat ini di halaman ketiga hatimu;

Karena kata cukup adalah kata yang sedikit sulit untuk diucapkan. Maka dari itu, ku ingatkan terus tentang makna batasan dalam hdiup yang seharusnya kau pilih

Catat ini di halaman keempat hatimu;

Karena beberapa manusia pasti akan datang dengan membawa luka. Maka, mulai sekarang aku belajar memulihkanmu

Catat ini di halaman kelima hatimu;

Karena sedikitnya tempat yang menyediakan makna ketulusan. Maka, aku ingin menjadi tempat terbaik yang akan menerimamu pulang tanpa penghakiman

Ingat. Catatan ini hanya untuk berjaga-jaga. Karena aku masih percaya, di luar dari diriku, dirimu dan diri kita. Masih banyak kebaikan yang akan menyertaimu

 

#WarasHati

Continue reading Catatan untuk Hati

Acuh

Orang-orang baik selalu tersakiti
sebab ia tak pernah sadar kebaikannya membawa manfaat pada orang yang salah.

Dan tak pernah sadar, yang ia tanam sejatinya adalah duka
yang menunggu waktu untuk meledakkan dadanya
dengan tangis di ujung malam sendirian dengan sangat menyedihkan 


Sesekali, berlakulah acuh.
Biar paham, mengapa banyak orang enggan peduli pada kita.

Bisa jadi, mereka menyimpan luka trauma
tentang kebaikan yang justru menikam hatinya sendiri

Ia takan pernah menyesal menyianyiakanmu
sebab hatinya tak pernah menaruh apa apa untukmu.


Yang harus kau ingat, kelak mungkin penyesalan justru akan datang padamu. 
Sebab pernah berjuang mati-matian untuk seseorang yang terus mematikanmu perlahan.

Continue reading Acuh

Kelak

Aku ragu bila kelak dalam ketiadaanku di sisimu lagi, kau akan rindu. Bahkan untuk sekadar mengingatku, mungkin takan penting lagi bagimu.

Tapi bila akhirnya raguku salah, dan nyatanya kau sangat merindukan semu hal yang pernah kita lalui.

Mungkin ini bisa sedikit membantumu.

Jika kelak kau mencariku, ketahuilah aku ada pada tumpukan paling bawah di antara prioritasmu.

Jika kelak kau tak temukan aku lagi, ketahuilah aku berada paling atas di saat kegabutanmu.

Jika kelak tak lagi kau dengar suara ku, ketahuilah aku adalah minor di antara suara-suara mayor yang kau gemari.

Jika kelak kau tersenyum saat mengingatku, itu berarti aku mencintamu.

Tapi bila kelak akhirnya yang tersisa dari kita hanyalah tangismu, maka ku harap tak ada kata sesal yang kau ucapkan.

Sebab aku selalu percaya, kita hanya kesementeraan yang mengenal usai..

Continue reading Kelak

Kemana Jalan Untuk Pulang

Nak, ku lihat kau sudah kepayahan
kakimu sepertinya tak lagi kuat berdiri
di atas semua kacau yang coba terus kau sembunyi

Nak, aku mendengar jerit tangismu di ujung malam kemarin yang kau siasati dengan kedua bibir kau gigit agar tak ada suara yang terdengar

Pulanglah nak, pangkuan ibu rindu dengan semua ceritamu.

Tangan ibu rindu mengusap kepalamu hingga matamu tak lagi bisa menahan kantuk

Suara ibu rindu bercerita tentang dunia yang indah ketika kita sudah berusaha untuk ikhlas dengan segala kebaikan yang kita tanam meski itu tidak pernah dihargai

Jangan bertanya ke mana arah jalan pulang. Bukankah ibu adalah tempatmu pulang.

Ibu bersedih melihatmu berusaha mati-matian terlihat baik-baik saja
Hati ibu hancur, melihat anak kebanggaanku melewati perjalanannya sendirian dengan ketidak berdayaannya

Ibu tahu kau kuat
Tapi ibu lebih tahu, kau tidak baik-baik saja

Continue reading Kemana Jalan Untuk Pulang

Help Me

Entah siapa pun di luar sana
Help Me, it's like the walls are caving in
Sometimes I feel like giving up
But I just can't
It isn't in my blood

Aku tengah merangkak di atas semua luka ku ini
sebuah kenyataan yang membuat dinding hati ku runtuh
tidak kuat rasanya.

Tapi menyerah bukan cara ku
aku hanya butuh seseorang untuk sejenak meminjamkan bahunya
untuk ku sedikit beristirahat dari semua rasa lelah ini

Bisakah aku mendapatkan seseorang di luar sana
yang rela memberi ku sedikit dekapan hangat
agar aku bisa sekali lagi percaya
ini semua belum berakhir meski rasanya sangat amat berat

Adakah yang bisa memberi ku kabar tentang kebaikan yang tengah menuju ku
atau justru hanya kabar duka yang lagi-lagi akan berdengung di telinga ku
yang telah berdarah dan penuh nanah

Hei, siapa pun
singgahlah sejenak di sini
menemami orang yang sangat menyedihkan ini
yang merasa dirinya telah dewasa
namun nyatanya tak berdaya oleh tamparan kenyataan

Continue reading Help Me

Juni dan Cerita Menguras Emosi

Hei Juni, kata Sapardi Djoko Damono tak ada yang lebih tabah dari hujan di bulan Juni
mungkin ada betulnya
Katanya pula, tak ada yang lebih arif dari hujan di bulan Juni
yang disembunyikannya rintik tangisnya

Juni, sudah 27 kali kau datang di hidup ini
tapi maaf, aku, rasanya kali ini kita harus melalui duka
aku tahu kau sangat siap, sangat amat tabah, dan tentu amat sangat arif
seperti kata Sapardi Djoko Damono

Di pertengahanmu
dan semua cerita yang menguras emosi ini
aku hanya ingin kau untuk bertahan sekuat yang kau bisa
untuk melalui bulan-bulan yang akan datang hingga kemudian kita berjumpa lagi
tentu dengan keadaan yang semoga jauh lebih membahagiakan

Aku bangga pada Juni juga pada diri ku sendiri
yang teramat sangat luar biasa kuat menerima berbagai tempaan

Sebab karena kita bersama
aku tak pernah takut melewati badai apapun
karena aku percaya
Juni selalu punya cara untuk sembuh dan kembali berdiri tegak layaknya pemenang

Selamat bertambah usia, Juni dan siapa pun yang Juni bersamai.

Continue reading Juni dan Cerita Menguras Emosi

Perlawanan Terhadap Diri Sendiri

Nanti, setelah kau lelah menghadapi perlawan hidup yang kau buat sendiri. Sempatkan untuk menemui dirimu sendiri, dan dengar apa yang dia katakan.

Aku sudah pernah membuat rencana ku sendiri. Didalamnya terdapat kata lawan yang begitu banyak.

Apapun yang aku tidak suka, ku lawan.

Apapun yang aku inginkan, Aku akan persiapkan perlawanan untuk mendapatkannya.
Hampir semua hal, sudah pernah aku lawan.

Saat aku gagal, aku lawan rasa sedih ku. Saat aku patah hati, aku lawan rasa sakit ku. Saat aku rindu, aku lawan kenyataan dengan perlawanan yang keras. Saat aku ingin bangkit, aku juga melawan trauma yang lebih besar dari tubuh ku.

Menang atau pun kalah, aku tidak peduli. Sebab yang aku tahu, aku hanya tidak boleh diam saat ada sesuatu yang mengusik rencana hidup ku.

Sampai suatu ketika.  

Dihadapan cermin kamar ku yang tidak begitu besar. Aku melihat diri ku sendiri. Kemudian aku berkata.

“Kamu satu-satunya yang belum aku lawan. Sekarang perlawanan seperti apa yang kamu mau? Pilihlah”

Diri ku yang ada didalam cermin terlihat jauh lebih tenang. 

“Aku sudah lama menunggumu datang, bahkan seharusnya aku adalah orang pertama yang harus kamu lawan terlebih dahulu. Sebelum yang lainnya. Tapi sudahlah, berhubung sekarang kamu menemuiku. Aku hanya ingin bilang bahwa, pun tenagamu besar, ambisimu besar, harapanmu besar. Aku rasa tidak semua hal yang tidak kamu sukai harus kamu lawan. Tidak semua yang mencoba menghancurkan rencanamu juga harus kau lawan” 


“Ingat, sebesar apapun tenaga dan ambisimu, pasti suatu saat akan habis. Dan justru semakin banyak hal yang kau lawan, semakin banyak pula luka-luka kecil yang menggerogotimu dari dalam. Maka dari itu, sesekali terima lah. Pasrahlah. Percaya, hidup sudah ada yang mengatur. Dengan begitu, kau akan segera tahu kemana arah rencana Tuhan akan membawamu”

Mendengar itu semua, aku hanya bisa tersenyum.

“Aku tahu kau akan berbicara seperti itu, makanya aku menemuimu setelah semua hal sudah aku lawan. Sekarang, ambil benda keras apa saja yang ada disekitarmu. Lalu pecahkan kaca ini. Jika kau mampu, aku akan menuruti semua perkataanmu”



Waras Hati

Continue reading Perlawanan Terhadap Diri Sendiri