“Seperti apa bentuk komitmen? Apakah ia berupa tindakan atau hanya kata-kata tanpa makna apa-apa? Entahlah. Hingga kini, aku belum menemukan bentuk komitmen itu seperti apa. Kecuali, hanya deretan huruf tanpa arti”
Dahulu kala, aku pernah abai terhadap beberapa nasihat tentang pentingnya sebuah komitmen. Dalam hal apapun.
“Dengan menyepakati komitmen kau akan cepat sampai pada tujuan. Sedangkan, bertindak tanpa komitmen yang kuat hanya akan menghabiskan energimu tanpa pernah bisa sampai” kata petua yang memberiku nasihat
Tapi aku selalu mengabaikan kalimat-kalimat itu. Aku selalu menganggap semua yang aku jalani tidak boleh dicampuri oleh siapapun. Dan mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang sedang aku perjuangkan.
Hingga suatu waktu keadaan membuatku tidak berkutik. Semua yang ku perjuangkan tak pernah menemui titik terang. Tak ada komitmen, tak ada kepastian. Mengawang dan tanpa arah.
Aku kebingungan. Mencari-cari jalan untuk bisa keluar dari situasi ini. Upaya demi upaya menemui jalan buntu. Hingga aku akhirnya terkenang dengan nasihan yang dulu kuabaikan, rupanya kini sangat bermakna.
Aku baru menyadari, selama ini aku hidup dalam kemungkinan-kemungkinan yang sangat kecil. Begitu naifnya aku yang selalu menaruh prasangka tulus, pada satu tempat khusus “Hati Manusia” yang tak pernah pasti.
“Lalu. Sekarang apa rencanamu?”
“Entahlah. Mungkin aku akan mulai mempertimbangkan nasihat-nasihat dahulu. Untuk duduk bersama dan membuat komitmen kuat.
Bila kami menyepakati, itu artinya aku akhirnya bisa menemukan bentuk komitmen. Tapi bila tidak, maka mungkin aku harus lebih bersabar lagi, untuk terus mencari dengan teliti titik komitmen yang aku inginkan”
Semoga Tuhan dan semesta memberiku petunjuk.

0 komentar:
Posting Komentar