Cinta Lebih, Sakit Utuh


Aku pernah jatuh dan berduka karena hal yang di namakan 'cinta', dan sejak itu aku kehilangan selera untuk merasakannya lagi, terjatuh karena hal yang sama.

Cukup lama semua ku nikmati sendiri, sendiri, sendiri dan sendiri. Suatu masa aku rindu di perlakukan lembut, di manja dan aku candu akan sayang.

Silih berganti waktu, bersama sejumlah kawan "wanita" yang ku kenal dan membawa pesan hati, yang mungkin dapat di jamah oleh ku. Namun rupanya tak mudah, tak semudah saat kau patah hati dan ingin kembali bangkit dari rasa sesal karena 'Cintamu lebih, namun sakitmu yang utuh".

Setahun berlalu setelah gagal dan gagal lagi, semuanya berjalan seperti biasa, tak ada rindu, tak ada candu bahkan tak ada harapan. Kau ingin tau mengapa??

Hati ku telah tiada, terbawa pergi, terenggut, dan tersiakan oleh harapan-harapan manis yang ku beri  pada sosok yang tak pernah untukku. Kau harus tau, bahkan ini lebih sakit dari sekedar sosok yang bukan untukmu!

Aku ingin cerita, sedikit waktu saja hehe. Ini soal bagaimana bahagianya, legahnya ketika sesak di sanubari mu terlepas, rasanya lebih nikmat dari udara pagi di sebuah pegunungan dengan ladang perkebunan teh yang hijau, 'you will like'

Tapi sekali lagi, terlepas dari bahagia mu sendiri, kau tak bisa menampik, jika pada akhirnya tujuan hidup adalah mencintai dan di cintai. Itulah yang aku namai 'keluarga kecil surga duniawi','

Sadarkan akan hal itu, aku kembali belajar membuka ruang, belajar percaya seutuh-utuhnya cintaku. 
Hingga akhirnya malam mempertemukan 'kita',  di antara mata sayup bersama lelah di sela kantukku.

Tak ada yang beda, awalnya. Sama seperti yang lain, bercanda, tertawa, lucu-lucuan dan menutup hari dengan see you. Yah itu rutinitas yang lumayan menghibur haha

Yang beda dari kita hanyalah, waktu perkenalan yang singkat dan sama akan kekoyolan serta hati yang terlampau mudah untuk saling memahami.



0 komentar: